Opera Batak “Dalihan Na Tolu” Hadir di Kampar, Aliman Tua Limbong Siap Suguhkan Filosofi Budaya Leluhur

Palukeadilannews.com

Kampar, Riau – 18 Juli 2025 Untuk pertama kalinya, masyarakat Batak yang bermukim di Tapung, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau akan disuguhi pertunjukan seni budaya yang sarat makna dan nilai luhur. 


Opera Batak bertajuk “Dalihan Na Tolu” akan dipentaskan pada Sabtu, 19 Juli 2025 pukul 16.00 WIB, bertempat di Jl. Lintas Simpang Gelombang KM 31, Desa Indrasakti, Tapung.


Pertunjukan ini digagas oleh Sanggar Seni Budaya Sianjur Mula-mula dan menghadirkan Aliman Tua Limbong, maestro adat dan musik Batak, sebagai pemeran utama sekaligus penutur nilai-nilai budaya yang terkandung dalam Dalihan Na Tolu — filosofi masyarakat Batak yang mengatur tatanan sosial antar kekerabatan.


Dalihan Na Tolu, secara harfiah berarti tungku berkaki tiga, melambangkan keseimbangan dalam relasi sosial: antara Hula-hula (keluarga istri), Dongan Tubu (saudara semarga), dan Boru (keluarga menantu). Tiga pilar ini menjadi fondasi kehidupan masyarakat Batak yang menjunjung tinggi rasa hormat, persaudaraan, dan kerja sama.


“Banyak orang tahu semboyannya: Manat Mardongan Tubu, Elek Marboru, Somba Marhula-hula, tapi tidak banyak yang tahu asal-usulnya. Dari riset kami, Dalihan Na Tolu berakar dari Kenegerian Limbong,” ujar Aliman Tua Limbong, Kamis (17/07).


Opera ini juga akan dimeriahkan oleh duet artis Opera Batak Anyara Sitindaon dan Reny Simanjuntak, yang akan membawakan tembang-tembang kenangan khas pertunjukan Batak tempo dulu.


Ketua Panitia, Wanto Sinaga, SH, menuturkan bahwa pementasan ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga bentuk pelestarian budaya dan penghormatan kepada generasi orangtua yang dahulu akrab dengan pertunjukan semacam ini.


“Banyak orang tua kita yang tumbuh bersama Opera Batak, tapi sekarang jarang sekali bisa menikmatinya lagi. Kami ingin membawa kembali kenangan itu, sekaligus memperkenalkannya pada generasi muda,” tutur Wanto.


Senada, penanggung jawab kegiatan, Januari Simbolon, mengaku tak sabar menantikan gelaran ini. “Sejak 1986 saya tinggal di Kampar, belum pernah menyaksikan langsung Opera Batak. Saya rasa banyak teman sebaya saya yang juga penasaran,” katanya.


Dukungan terhadap kegiatan ini pun datang secara spontan dari sejumlah pihak, seperti TJ Group, RAM ASS, dan Amora Logistik, yang melihat pentingnya pelestarian budaya Batak di tanah perantauan.


Pertunjukan ini diharapkan dapat mempererat ikatan masyarakat Batak di perantauan, khususnya di wilayah Kampar dan sekitarnya, serta menjadi pengingat bahwa budaya adalah identitas yang patut dirawat bersama.

 

Tags